- Definisi Autis Menurut Para Ahli
Istilah kata autisme pertama kali
digunakan oleh seorang psikiater Swiss yang bernama Eugene Bleuler, yang
mengamati adanya suatu ciri tertentu pada penderita skizofrenia dewasa yang ia
sebut sebagai autism yang berasal dari kata bahasa Yunani yaitu autos yang berarti sendiri, yang
merupakan suatu istilah yang mencirikan bahwa seseorang menarik diri dari
interaksi sosial dengan lingkungannya sehingga mereka seolah-olah hidup di
dunia sendiri.
Sejak
tahun 1940an sampai dengan tahun 1960an autisme disalah-sangkakan sebagai
gangguan/masalah/kelainan jiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak. Sehingga
dengan demikian juga asal-muasal dulunya autisme ditangani oleh dokter
spesialis jiwa. Maka penanganannya pun saat itu seperti juga penanganan
terhadap penderita kelainan jiwa saat itu, seperti misalnya dirawat di rumah
sakit jiwa dengan terapi kejut listrik, dsb. Sekarang diketahui bahwa autisme
adalah merupakan gangguan perkembangan, maka yang lebih tepat autisme ditangani
oleh dokter spesialis anak.
1.1
Menurut Pandangan Para Ahli Psikologi
Menurut
Baron-Cohen (1993) (merupakan seorang psikolog atau Profesor Psycopathology),autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang
sejak lahir ataupun saat masa balita,yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau
komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat
yang obsesif.
Menurut Budiman (1998) istilah
autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak
yang unik dan menonjol yang sering disebut sindrom Kanner yang dicirikan dengan
ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan
sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak
mereka berkomunikasi.
Hartono
(2002) menyatakan bahwa autisme bukan hanya gangguan fungsional. Artinya
autisme tidak terjadi akibat salah asuh atau salah didik ataupun salah dalam
‘setting’ sosial, tetapi didasari adanya gangguan organik dalam perkembangan
otak.
1.2 Menurut Pandangan Para Ahli Kedokteran
Pada tahun 1943 seorang psikiater anak
Leo Kanner menjabarkan dengan sangat rinci gejala-gejala ‘aneh’ yang ditemukan
pada 11 pasien kecilnya. Leo Kanner melihat banyak sekali persamaan gejala pada
anak-anak ini, tetapi yang sangat menonjol adalah mereka sangat asyik dengan
dirinya sendiri seolah-olah mereka hanya hidup dalam dunianya sendiri. Maka dia
memakai istilah ‘autisme’ yang
artinya hidup dalam dunianyasendiri. Karena ada juga orang dewasa yang
menunjukkan gejala ‘autisme’, maka
untuk membedakannya dipakai istilah ‘early
infantile autism’ atau autisme infantil.
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada
seseorang yang diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat
dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin akan
menjadikan si anak lebih dapat
menyesuaikan dirinya dengan yang normal. Autisme merupakan salah satu gangguan
perkembangan yang merupakan bagian dari gangguan spektrum autisme atau Autism
Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis
gangguan dibawah payung Gangguan
Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga
menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal
ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.
1.3 Menurut Pandangan Para Ahli Pendidikan
Dalam konsep pendidikan luar biasa,
pendidikan dan pembelajaran harus difokuskan pada potensi yang dimiliki anak,
bukan hambatan belajar secara umum. Sehingga anak autis termasuk dalam anak
dengan kebutuhan khusus, pembelajaran harus dimulai dengan asasmen dan tidak
cukup hanya dengan diagnosa saja.
Deded Koswara (2013) berpendapat autisme
adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang khas mencakup persepsi
linguistik, kognitif, komunikasi dari yang ringan sampai yang berat, dan
seperti hidup dalam dunianya sendiri, ditandai dengan ketidakmampuan
berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan lingkungan eksternalnya.
Mr.
Lindquist merupakan seorang tunanetra pada pertemuan UNESCO seperti dikutip
oleh Tarsidi ed (2003:39) menegaskan “…bukan
sistem pendidikan kita yang mempunyai hak atas anak-anak tertentu, tetapi
sistem yang ada di negara itulah yang harus disesuaikan agar dapat memenuhi
kebutuhan anak”. Dengan penjelasan diatas merupakan tantangan baru untuk
para guru demi mewujudkan layanan pendidikan yang lebih baik, sehingga
pembelajaran bagi anak kebutuhan khusus menjadi lebih baik dan bermakna bagi si
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Sutadi, Rudy. 2013. Sejarah Autisme. (https://www.kompasiana.com/lizarudy/ sejarahautisme_552e0e296ea834402a8b4589, diakses tanggal 15 Februari 2018)
“Autisme." Wikipedia. 24 Januari
2017. Web. 15 Februari 2018. < https://id.wikipedia.org/wiki/Autisme >
Koswara, Deded. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Anak Autis. Jakarta: PT Luxima
Metro Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar