Jumat, 02 Maret 2018

Definisi Autis



  1. Definisi Autis Menurut Para Ahli
Istilah kata autisme pertama kali digunakan oleh seorang psikiater Swiss yang bernama Eugene Bleuler, yang mengamati adanya suatu ciri tertentu pada penderita skizofrenia dewasa yang ia sebut sebagai autism yang berasal dari kata bahasa Yunani yaitu autos yang berarti sendiri, yang merupakan suatu istilah yang mencirikan bahwa seseorang menarik diri dari interaksi sosial dengan lingkungannya sehingga mereka seolah-olah hidup di dunia sendiri.
Sejak tahun 1940an sampai dengan tahun 1960an autisme disalah-sangkakan sebagai gangguan/masalah/kelainan jiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak. Sehingga dengan demikian juga asal-muasal dulunya autisme ditangani oleh dokter spesialis jiwa. Maka penanganannya pun saat itu seperti juga penanganan terhadap penderita kelainan jiwa saat itu, seperti misalnya dirawat di rumah sakit jiwa dengan terapi kejut listrik, dsb. Sekarang diketahui bahwa autisme adalah merupakan gangguan perkembangan, maka yang lebih tepat autisme ditangani oleh dokter spesialis anak.
1.1 Menurut Pandangan Para Ahli Psikologi
Menurut Baron-Cohen (1993) (merupakan seorang psikolog atau Profesor Psycopathology),autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita,yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.
Menurut Budiman (1998) istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi.
Hartono (2002) menyatakan bahwa autisme bukan hanya gangguan fungsional. Artinya autisme tidak terjadi akibat salah asuh atau salah didik ataupun salah dalam ‘setting’ sosial, tetapi didasari adanya gangguan organik dalam perkembangan otak.

1.2  Menurut Pandangan Para Ahli Kedokteran
Pada tahun 1943 seorang psikiater anak Leo Kanner menjabarkan dengan sangat rinci gejala-gejala ‘aneh’ yang ditemukan pada 11 pasien kecilnya. Leo Kanner melihat banyak sekali persamaan gejala pada anak-anak ini, tetapi yang sangat menonjol adalah mereka sangat asyik dengan dirinya sendiri seolah-olah mereka hanya hidup dalam dunianya sendiri. Maka dia memakai istilah ‘autisme’ yang artinya hidup dalam dunianyasendiri. Karena ada juga orang dewasa yang menunjukkan gejala ‘autisme’, maka untuk membedakannya dipakai istilah ‘early infantile autism’ atau autisme infantil.
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin akan menjadikan si anak lebih dapat menyesuaikan dirinya dengan yang normal. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.

1.3  Menurut Pandangan Para Ahli Pendidikan
Dalam konsep pendidikan luar biasa, pendidikan dan pembelajaran harus difokuskan pada potensi yang dimiliki anak, bukan hambatan belajar secara umum. Sehingga anak autis termasuk dalam anak dengan kebutuhan khusus, pembelajaran harus dimulai dengan asasmen dan tidak cukup hanya dengan diagnosa saja.
Deded Koswara (2013) berpendapat autisme adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang khas mencakup persepsi linguistik, kognitif, komunikasi dari yang ringan sampai yang berat, dan seperti hidup dalam dunianya sendiri, ditandai dengan ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan lingkungan eksternalnya.
Mr. Lindquist merupakan seorang tunanetra pada pertemuan UNESCO seperti dikutip oleh Tarsidi ed (2003:39) menegaskan “…bukan sistem pendidikan kita yang mempunyai hak atas anak-anak tertentu, tetapi sistem yang ada di negara itulah yang harus disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan anak”. Dengan penjelasan diatas merupakan tantangan baru untuk para guru demi mewujudkan layanan pendidikan yang lebih baik, sehingga pembelajaran bagi anak kebutuhan khusus menjadi lebih baik dan bermakna bagi si anak.




DAFTAR PUSTAKA

Sutadi, Rudy. 2013. Sejarah Autisme. (https://www.kompasiana.com/lizarudy/ sejarahautisme_552e0e296ea834402a8b4589, diakses tanggal 15 Februari 2018)

“Autisme." Wikipedia. 24 Januari 2017. Web. 15 Februari 2018. < https://id.wikipedia.org/wiki/Autisme >

Koswara, Deded. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Anak Autis. Jakarta: PT Luxima Metro Media.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar