Jumat, 07 Februari 2020

Apa sih itu Spina Bifida?


A.    Definisi Spina Bifida
sfina bifida merupakan suatu kelainan congenital berupa defek pada arkus posterior tulang belakang akibat kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis spinalis pada perkembanngan awal embrio.
Sfina bifida adalah kelainan neural tube (neural tube defct) yang terjadi akibat kegagalan neural tube untuk menutup dengan sempurna. Sfina bifida terdiri dari sebuah yatus yang biasanya terletak dalam vertebra lumbosakralis, dan lewat yatus ini menonjol sakus meningus sehingga terbantu meningokel.

B.     Penyebab  spina bifida
1.      Kekurangan asam folat. Memiliki kadar asam folat yang cukup terutama sebelum dan selama masa kehamilan sangat penting untuk menurunkan risiko bayi lahir dengan spina bifida. Sebaliknya, defisiensi asam folat merupakan faktor pemicu yang paling signifikan dalam kasus spina bifida serta jenis kecacatan tabung saraf lainnya.
2.      Faktor keturunan. Orang tua yang pernah memiliki anak dengan spina bifida mempunyai risiko lebih tinggi untuk kembali memiliki bayi dengan kelainan yang sama.
3.      Jenis kelamin. Kondisi ini lebih sering dialami oleh bayi perempuan.
4.      Obat-obatan tertentu, khususnya asam valproat dan carbamazepine yang digunakan untuk epilepsi atau gangguan mental, seperti gangguan bipolar.
5.      Diabetes. Wanita yang mengidap diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan spina bifida.
6.      Obesitas. Obesitas pada masa sebelum kehamilan akan meningkatkan risiko seorang wanita untuk memiliki bayi dengan kecacatan tabung saraf, termasuk spina bifida.
C.    Gejala Spina Bifida
1.      Gangguan mobilitas. Kondisi ini ditandai dengan tubuh bagian bawah yang mengalami kelemahan otot atau bahkan lumpuh.
2.      Gangguan saluran kemih dan pencernaan. Penderita spina bifida umumnya mengalami inkontinensia urine atau inkontinensia tinja karena adanya gangguan pada saraf yang mengatur saluran kemih dan pencernaan.

3.      Hidrosefalus. Kondisi di mana terjadi penumpukan cairan otak sehingga dapat menyebabkan kejang dan gangguan penglihatan.

A.    Jenis-jenis spina bifida
Spina bifida dapat dibagi dalam 3 kelompok, berdasakan lokasi serta ukuran celah yang terbentuk. Ketiga jenis tersebut meliputi:
1.      Spina bifida okulta. Jenis ini termasuk yang paling ringan dan umum karena hanya mengakibatkan terbentuknya celah kecil di antara ruas tulang punggung. Spina bifida okulta umumnya tidak memengaruhi saraf sehingga penderitanya cenderung mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.

2.      Meningokel. Pada jenis ini, pembukaan yang terbentuk berukuran cukup besar sehingga selaput pelindung sumsum tulang belakang mencuat keluar dari beberapa celah di tulang punggung dan membentuk kantung. Meningokel merupakan jenis spina bifida yang paling jarang terjadi.


3.      Mielomeningokel. Ini merupakan jenis spina bifida yang paling serius, di mana kanal spinal bayi terbuka sepanjang beberapa ruas tulang belakang sehingga membentuk kantung berisi selaput dan sumsum tulang belakang yang menonjol keluar pada daerah punggung. Pada kasus yang sangat berat, kantung ini bahkan tidak memiliki kulit. Akibatnya, bayi rentan mengalami infeksi yang bisa mengancam jiwa.

B.     Penanganan sfina bifida
Spina Bifida membutuhkan penanganan yang berbeda beda, tergantung pada jenis spina bifida yang dialami. Tingkat keparahan gejala, serta kondisi pasien.
Operasi merupakan pilihan utama dalam menangani kondisi spina bifida. Tindakan operasi pada umumnya dilakukan segera setelah bayi lahir. Setelah operasi, penderita spina bifida juga harus menjalani beberapa perawatan lanjutan seperti terapi okupasi atau terapi fisik dan penanganan untuk gangguan saluran kemih dan pencernaan dengan obat obatan maupun operasi.
Langkah utama untuk menghindari terjadinya spina bifida adalah dengan mencukupi kebutuhan asam folat, terutama pada ibu hamil. Mengkonsumsi zat ini umumnya sudah dianjurkan sejak sebelum masa kehamilan. Dosis asam folat yang disarankan adalah sebanyak 400 mikrogram perhari.
Selain pada ibu hamil, wanita pada usia subur juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen asam folat. Zat ini juga dapat diperoleh secara alami dari makanan, seperti kacang kacangan, brokoli dll.

C.    Alat bantu yang digunakan
1.      Tongkat
2.      Kursi Roda
3.      Reciprocal Gait Orthosis(RGO) atau Isocentric Reciprocal Gait Orthis(IRGO) adalah salah      satu alat bantu berdiri untuk penderita Spina Bifida. Berikut gambaran sketsa RGO.







Daftar Pustaka
NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Spina Bifida. Mayo Clinic (2017). Diseases & Conditions. Spina Bifida
Ernawati, lecrurer  faculty of medicine, university of wijaya kusuma. Surabaya dr. marianti

Karyana, Asef Dan Widati Sri. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa, Jakarta : PT Luxima Metro Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar