A.
Definisi Spina Bifida
sfina bifida
merupakan suatu kelainan congenital berupa defek pada arkus posterior tulang
belakang akibat kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis spinalis pada
perkembanngan awal embrio.
Sfina bifida
adalah kelainan neural tube (neural tube defct) yang terjadi akibat kegagalan
neural tube untuk menutup dengan sempurna. Sfina bifida terdiri dari sebuah
yatus yang biasanya terletak dalam vertebra lumbosakralis, dan lewat yatus ini menonjol
sakus meningus sehingga terbantu meningokel.
B.
Penyebab
spina bifida
1. Kekurangan asam folat. Memiliki kadar asam
folat yang cukup terutama sebelum dan selama masa kehamilan sangat penting
untuk menurunkan risiko bayi lahir dengan spina bifida. Sebaliknya, defisiensi
asam folat merupakan faktor pemicu yang paling signifikan dalam kasus spina
bifida serta jenis kecacatan tabung saraf lainnya.
2. Faktor keturunan. Orang tua yang pernah
memiliki anak dengan spina bifida mempunyai risiko lebih tinggi untuk kembali
memiliki bayi dengan kelainan yang sama.
3. Jenis kelamin. Kondisi ini lebih sering
dialami oleh bayi perempuan.
4. Obat-obatan tertentu, khususnya asam valproat
dan carbamazepine yang digunakan untuk epilepsi atau gangguan mental, seperti
gangguan bipolar.
5. Diabetes. Wanita yang mengidap diabetes
memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan spina bifida.
6.
Obesitas. Obesitas pada masa
sebelum kehamilan akan meningkatkan risiko seorang wanita untuk memiliki bayi
dengan kecacatan tabung saraf, termasuk spina bifida.
C.
Gejala Spina Bifida
1.
Gangguan mobilitas. Kondisi ini
ditandai dengan tubuh bagian bawah yang mengalami kelemahan otot atau bahkan
lumpuh.
2. Gangguan
saluran kemih dan pencernaan. Penderita spina bifida umumnya mengalami
inkontinensia urine atau inkontinensia tinja karena adanya gangguan pada saraf
yang mengatur saluran kemih dan pencernaan.
3. Hidrosefalus.
Kondisi di mana terjadi penumpukan cairan otak sehingga dapat menyebabkan
kejang dan gangguan penglihatan.
A.
Jenis-jenis
spina bifida
Spina bifida
dapat dibagi dalam 3 kelompok, berdasakan lokasi serta ukuran celah yang
terbentuk. Ketiga jenis tersebut meliputi:
1. Spina
bifida okulta. Jenis ini termasuk yang paling ringan dan umum karena hanya
mengakibatkan terbentuknya celah kecil di antara ruas tulang punggung. Spina
bifida okulta umumnya tidak memengaruhi saraf sehingga penderitanya cenderung
mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
2. Meningokel.
Pada jenis ini, pembukaan yang terbentuk berukuran cukup besar sehingga selaput
pelindung sumsum tulang belakang mencuat keluar dari beberapa celah di tulang
punggung dan membentuk kantung. Meningokel merupakan jenis spina bifida yang
paling jarang terjadi.
3.
Mielomeningokel. Ini
merupakan jenis spina bifida yang paling serius, di mana kanal spinal bayi
terbuka sepanjang beberapa ruas tulang belakang sehingga membentuk kantung
berisi selaput dan sumsum tulang belakang yang menonjol keluar pada daerah
punggung. Pada kasus yang sangat berat, kantung ini bahkan tidak memiliki
kulit. Akibatnya, bayi rentan mengalami infeksi yang bisa mengancam jiwa.
B.
Penanganan
sfina bifida
Spina
Bifida membutuhkan penanganan yang berbeda beda, tergantung pada jenis spina
bifida yang dialami. Tingkat keparahan gejala, serta kondisi pasien.
Operasi
merupakan pilihan utama dalam menangani kondisi spina bifida. Tindakan operasi
pada umumnya dilakukan segera setelah bayi lahir. Setelah operasi, penderita
spina bifida juga harus menjalani beberapa perawatan lanjutan seperti terapi
okupasi atau terapi fisik dan penanganan untuk gangguan saluran kemih dan
pencernaan dengan obat obatan maupun operasi.
Langkah
utama untuk menghindari terjadinya spina bifida adalah dengan mencukupi
kebutuhan asam folat, terutama pada ibu hamil. Mengkonsumsi zat ini umumnya sudah
dianjurkan sejak sebelum masa kehamilan. Dosis asam folat yang disarankan
adalah sebanyak 400 mikrogram perhari.
Selain
pada ibu hamil, wanita pada usia subur juga sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen asam folat. Zat ini juga dapat diperoleh secara alami
dari makanan, seperti kacang kacangan, brokoli dll.
C.
Alat
bantu yang digunakan
1. Tongkat
2. Kursi
Roda
3. Reciprocal
Gait Orthosis(RGO) atau Isocentric Reciprocal Gait Orthis(IRGO) adalah
salah satu alat bantu berdiri untuk
penderita Spina Bifida. Berikut gambaran sketsa RGO.
Daftar Pustaka
NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Spina Bifida. Mayo Clinic
(2017). Diseases & Conditions. Spina Bifida
Ernawati, lecrurer faculty of medicine, university of wijaya
kusuma. Surabaya dr. marianti
Karyana, Asef Dan Widati Sri. 2013.
Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Tunadaksa, Jakarta : PT Luxima Metro Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar