CEREBRAL PALSY
Cerebral Palsy (diucapkan seh-ree-brel
pawl-zee) adalah istilah selimut yang biasa disebut "CP" dan
dijelaskan oleh kehilangan atau kerusakan fungsi motorik, Cerebral Palsy
sebenarnya disebabkan oleh kerusakan otak. Kerusakan otak disebabkan oleh
cedera otak atau perkembangan otak yang abnormal yang terjadi saat otak anak
masih berkembang - sebelum kelahiran, saat kelahiran, atau segera setelah
lahir.Cerebral Palsy mempengaruhi gerakan tubuh, kontrol otot, koordinasi otot,
otot, refleks, postur dan keseimbangan. Hal ini juga dapat mempengaruhi
kemampuan motorik halus, kemampuan motorik kasar dan fungsi motorik lisan. Cerebral
Palsy adalah hasil dari cedera otak atau malformasi otak. Individu dengan
Cerebral Palsy kemungkinan besar terlahir dengan kondisi ini, walaupun beberapa
memperolehnya nanti.
Cerebral palsi (CP) adalah
terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan kelompok penyakit kronik yang
mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang tampak
pada beberapa tahun pertama kehidupan dan secara umum tidak akan bertambah
memburuk pada usia selanjutnya. Istilah cerebral ditujukan pada kedua belahan
otak, atau hemisphere, dan palsi mendeskrispsikan bermacam penyakit yang
mengenai pusat pengendalian pergerakan tubuh. Jadi, penyakit tersebut tidak
disebabkan oleh masalah pada otot atau jaringan saraf tepi, melainkan, terjadi
perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan
mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur secara adekwat.
Cerebral Palsy bukanlah penyakit - sebenarnya ini adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang biasanya menyebabkan
kerusakan fisik.Cerebral palsy memiliki masalah dengan gerakan
tubuh dan postur. Beberapa orang yang memiliki cerebral palsy sedikit pincang
atau sulit berjalan. Beberapa pasien lain sedikit atau tidak ada kontrol atas
lengan dan kaki mereka atau bagian lain dari tubuh, seperti mulut dan lidah,
yang dapat menyebabkan masalah makan dan berbicara. Orang yang memiliki bentuk
parah dari cerebral palsy lebih cenderung memiliki masalah lain, seperti kejang
atau cacat intelektual.
CP dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan tanda klinis neurologis.
Spastik diplegia, untuk pertama kali di deskripsikan oleh dr.Little (1860),
merupakan salah satu bentuk penyakit yang dikenal selanjutnya sebagai CP.
Hingga saat ini, CP diklasifikasikan berdasarkan kerusakan gerakan yang terjadi
dan dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
1.CPSpastik Merupakan bentukan CP terbanyak (70-80%), otot mengalami kekakuan dan secara permanen akan menjadi
kontraktur. Jika kedua tungkai mengalami spastisitas,
pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. Gambaran klinis ini
membentuk karakteristik berupa ritme berjalan yang
dikenal dengan gait gunting (scissors gait) (Bryers, 1941).
Anak dengan spastik hemiplegia dapat disertai tremor hemiparesis, dimana seseorang tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai pada satu sisi tubuh. Jika tremor memberat, akan terjadi gangguan gerakan berat.
CP spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena, yaitu:
a. Monoplegi
Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan.
b. Diplegia
Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat daripada kedua lengan
c. Triplegia
Bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai kedua lengan dan 1 kaki
d. Quadriplegia
Keempat ekstremitas terkena dengan derajad yang sama
e. Hemiplegia
Mengenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih berat
Anak dengan spastik hemiplegia dapat disertai tremor hemiparesis, dimana seseorang tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai pada satu sisi tubuh. Jika tremor memberat, akan terjadi gangguan gerakan berat.
CP spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena, yaitu:
a. Monoplegi
Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan.
b. Diplegia
Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat daripada kedua lengan
c. Triplegia
Bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai kedua lengan dan 1 kaki
d. Quadriplegia
Keempat ekstremitas terkena dengan derajad yang sama
e. Hemiplegia
Mengenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih berat
Jenis-jenis
CP spastik
|
2.CPAtetoid/diskinetik Bentuk CP ini mempunyai karakteristik gerakan
menulis yang tidak terkontrol
dan perlahan. Gerakan abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan, atau tungkai dan pada sebagian besar
kasus, otot muka dan lidah, menyebabkan anak
tampak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama periode peningkatan
stres dan hilang pada saat tidur. Penderita juga
mengalami masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria). CP atetoid terjadi pada 10-20% penderita CP.
3. CP Ataksid
Jarang dijumpai, mengenai
keseimbangan dan persepsi dalam. Penderita yang terkena sering menunjukkan
koordinasi yang buruk; berjalan tidak stabil dengan gaya berjalan kaki terbuka
lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi yang saling berjauhan; kesulitan dalam
melakukan gerakan cepat dan tepat, misalnya menulis atau mengancingkan baju.
Mereka juga sering mengalami tremor, dimulai dengan gerakan volunter misalnya
mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti menggigil pada bagian tubuh yang
baru digunakan dan tampak memburuk sama dengan saat penderita akan menuju obyek
yang dikehendaki. Bentuk ataksid ini mengenai 5-10% penderita CP (Clement et
al, 1984).
4. CP campuran
Sering ditemukan pada
seorang penderita mempunyai lebih dari satu bentuk CP yang dijabarkan diatas.
Bentuk campuran yang sering dijumpai adalah spastik dan gerakan atetoid tetapi
kombinasi lain juga mungkin dijumpai.CP juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
estimasi derajat beratnya penyakit dan kemampuan penderita untuk melakukan
aktivitas normal.
Manusia adalah mahluk yang unik dengan ciri-ciri atau karakteristik yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Begitu juga dengan karakteristik anak
cerebral palsy. Karakteristik anak cerebral palsy dapat dilihat dari ciri-ciri
yang tampak pada anak-anak cerebral palsy. Penyebab utamanya adalah adanya
kerusakan, gangguan atau adanya kelainan yang terjadi pada otak.
Menurut Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182), cerebral palsy diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
Menurut Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182), cerebral palsy diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
1.
Spasticity, anak yang mengalami kekakuan otot atau
ketegangan otot, menyebabkan sebagianotot menjai kaku, gerakan-gerakan lambat
dan canggung.
2.
Athetosis merupakan salah satu jenis cerebral palsy
dengan ciri menonjol gerakan tidak terkontrol, terdapat kaki, lengan,dan otot
wajah yang lambant mbergeliat-liut tiba-tiba dan cepat.
3.
Ataxia ditandai dengan gerakan yang tidak terorganisasi
daan kehilangan keseimbangan. Ketika keseimbangan memburuk ia akan kesulitan
untuk memulai duduk dan berdiri..
4.
rigidity, ditandai dengan adanya
otot yang sangat kaku, demikian juga gerakannya, otot terlalu tegang diseluruh
tubuh, cenderung menyerupai robot waktu berjalan tahan-tahan dan kaku.
5.
tremor, ditandai dengan adanya
gerakan-gerakan yang kecil tanpa disadari, dengan irama tetap. Lebih mirip
dengan getaran.
6.
Campuran, yang disebut dengan campuran anak yang
memiliki beberapa jenis kelainan cerebral palsy.
Adapun karakteristik
cerebral palsy sesuai dengan derajat kemampuan fungsional yaitu:
a.
Golongan Ringan
Cerebral palsy
golongan ringan umumnya dapat hidup bersama anakanak sehat lainnya, kelainan
yang dialami tidak mengganggu dalam kegiatan sehari-hari, maupun dalam
mengikuti pendidikan.
b. Golongan Sedang
Cerebral palsy yang termasuk
sedang sudah kelihatan adanya pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya
sendiri, dapat bergerak atau bicara. Anak memerlukan alat bantuan khusus untuk
memperbaiki pola geraknya.
c. Golongan Berat
Cerebral palsy yang
termasuk berat sudah menunjukkan kelainan yang sedemikian rupa, sama sekali
sulit melakukan kegiatan dan tidak mungkin dapat hidup tanpa bantuan orang
lain.
Dari pendapat
Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182) di atas, cerebral palsy mempunyai
karakteristik sebagai berikut: cerebral palsy golongan ringan dapat hidup
bersama anak-anak sehat lainnya, baik dalam 15 kehidupan sehari-hari maupun
pendidikan; cerebral palsy golongan ringan membutuhkan pendidikan khusus agar
dapat mengurus diri sendiri, bergerak dan bicara dan memerlukan alat bantu
khsusu untuk pola geraknya; dan cerebral palsy golongan berat menunjukkan
kelainan yag sedemikian rupa, sama sekali sulit melakukan kegiatan dan tidak
mungkin hidup tanpa bantua orag lain. Dari beberapa pendapat yang telah
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum anak cerbral palsy
memiliki karakteristik sebagai berikut: mengalami kekakuan otot atau ketegangan
otot, gerakan-gerakan tidak terkendali, gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,
keseimbangannya buruk, dan terdapat getaran-getaran kecil yang muncul tanpa
terkendali. Kondisi anak cerebral palsy yang demikian mengakibatkan anak
membutuhkan bantuan dan layanan khusus pada tingkatan tertentu.
Cerebral
palsy disebabkan oleh kelainan pada perkembangan dan kerusakan pada otak
yang sedang berkembang. Kerusakan otak biasanya terjadi sebelum kelahiran,
tapi bisa juga terjadi saat kelahiran atau tahun-tahun pertama kehidupan
si kecil. Dalam kebanyakan kasus, penyebab pasti cerebral palsy tidak
diketahui.Cerebral palsy disebabkan
oleh kerusakan otak janin atau bayi. Ini terjadi ketika ada kerusakan
neurologis sebelum, selama, atau dalam lima tahun kelahiran yang mencegah otak
berkembang dengan baik. Kerusakan
pada bagian-bagian otak yang mengendalikan fungsi motorik menyebabkan anak-anak
dengan CP berjuang dengan postur, keseimbangan dan gerakan. Meskipun cacat
ini mempengaruhi otot dan gerakan, hal ini tidak disebabkan oleh masalah pada
otot atau saraf sebenarnya - ini benar-benar akibat kerusakan otak
perkembangan.
Penyebab dari Cerebral Palsy ini
dapat di lihat dalam 3 proses. Yaitu proses pranatal (saat bayi dalam
kandungan), proses perinatal (saat bayi dilahirkan), dan proses pascanatal
(sesudah bayi dilahirkan atau berada di luar kandungan). Kasus-kasus tersebut
dapat di lihat sebagai berikut :
1.PRANATAL ( Proses ketika bayi berada didalam kandungan)
Pada saat janin berada dalam kandungan,
kemungkinan terjadinya gangguan perkembangan pada otak bayi sangatlah besar. Gangguan
tersebutlah yang menyebabkan otak bayi menjadi abnormal atau memiliki cedera.
Hal ini dapat terjadi apabila ibu hamil terkena infeksi toksoplasma, rubela,
CMV, Cacar air, atau herpes sangat rentan sekali mempengaruhi keadaan bayi di
dalam kandungan. Hal ini akan menyebabkan bayi mengalami masalah perkembangan
jaringan otak. 75% dari kasusCerebral
Palsy terjadi saat berada dalam masa Pranatal seperti itu.
2. PERINATAL (Proses Persalinan)
Ketika bayi berada pada proses persalinan
terutama persalinan yang lama bahkan sulit kemudian dibutuhkan alat bantu
melahirkannya, kemungkinan terjadi luka di kepala bayi juga dapat dijadikan
penyebab terjadinya Cerebral Palsy. Kemudian terjadi
tali pusar yang melilit bayi yang menyebabkan bayi kesulitan bernapas dapat
menyebabkan cedera otak akibat kekurangan asupan oksigen yang membuat bayi
tersebut kejang lalu mengalami pendarahan. Bayi prematur juga rentan terkena
infeksi otak dan pendarahan otak. Kasus Cerebral Palsy pada masa Perinatal ini terjadi sampai
10-15%.
3. PASCANATAL (Proses sesudah
dilahirkan/di luar kandungan)
Bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan
yang berada di bawah 2 kg akan rentan terkena penyakit kuning yang juga menjadi
salah satu faktor penyebab terjadinya Cerebral Palsy. Dan bayi yang
menderita malaria dan infeksi otak seperti meningitis, radang selaput otak lalu
mengalami panas tinggi dan juga mengalami kecelakaan akibat kelalaian orang
tuanya seperti terjatuh yang kemudian menyebabkan luka pada kepala yang lalu
mempengaruhi otak sehingga menimbulkan trauma juga berpengaruh terjadinya Cerebral Palsy. Bayi yang kekurangan
asupan oksigen dan beberapa kasus yang tidak diketahui penyebabnya juga
merupakan faktor dari Cerebral Palsy dan 10%
kemungkinan dapat terjadi pada bayi pasca dilahirkan ke dunia.
Namun beberapa penyebab yang
umumnya terjadi biasanya meliputi:
Ø Kekurangan oksigen ke otak selama persalinan
Ø Kelahiran prematur
Ø Sakit kuning parah pada bayi
Ø Infeksi ibu seperti campak, herpes simpleks Jerman, rubella, sifilis,
dan lain sebagainya
Ø Infeksi otak, seperti ensefalitis dan meningitis
Ø Perdarahan yang terjadi di otak
Ø Nutrisitidak
terpenuhi sebelum atau selama kelahiran.Beberapa masalah dari orangtua ke anak (kondisi
genetik) yang mempengaruhi perkembangan otak
Ø Dalam
banyak kasus, penyebab pasti dari cerebral palsy tidak diketahui.
Ø Paparan pralahir terhadap
obat-obatan terlarang dan alkohol, keracunan merkuri
dari ikan dan toksoplasmosis dari daging mentah / kurang matang
Ø Penyerahan
abnormal, seperti kelahiran sungsang (kaki pertama)
Ø Diabetes
maternal atau tekanan darah tinggi
Ø
Kesehatan ibu buruk
E.Tanda
yang paling umum dari cerebral palsy
1.
Adanya keterlambatan perkembangan pada bayi,
misalnya belum bisa duduk saat usia sudah memasuki 8 bulan atau tidak bisa
berjalan saat usia sudah 18 bulan
2.
Pergerakan lengan dan kaki yang abnormal
3.
Masalah koordinasi otot yang buruk sehingga
sulit untuk melakukan gerakan yang tepat
4.
Pembentukan otot yang abnormal
6.
Kekakuan pada otot dengan pergerakan yang
kaku, terutama pada kaki, tangan, dan punggung
7.
Hanya menggunakan satu sisi tubuh untuk
melakukan aktivitas, misalnya meraih barang dengan menggunakan satu tangan
8.
Cara berjalan yang tidak normal, contohnya
berjalan dengan kaki menyilang seperti gunting, berjinjit, ataupun mengangkang
Selain masalah koordinasi dan gerakan tubuh, umumnya seseorang yang
mengalami cerebral palsy juga mengalami beberapa gejala gangguan saraf, di
antaranya
1.
Kesulitan berbicara ataupun komunikasi
2.
Gangguan pendengaran
4.
Gangguan kecerdasan seperti ketidakmampuan
anak untuk belajar
5.
Gangguan mental
6.
Mengalami inkontinensia urin atau
kesulitan untuk mengendalikan kandung kemih sehingga sulit untuk menahan air
kencing
7.
Memiliki respon yang abnormal terhadap
sentuhan atau rasa nyeri
9.
Mengeluarkan air liur terus menerus atau
“mengences”
11.
Mudah mengalami dislokasi atau cedera pada
sendi
F. DAMPAK
Dampak Dari Cerebral Palsy Cerbral palsy dapat berdampak pada keadaan
kejiwaan yang banyak dialami adalah kurannya ketenangan. Anak cerebral palsy
tidak dapat stabil, sehingga menyulitkan pendidik untuk mengikat (mengarahkan)
kepada suatu pelajaran atau latihan. “Anak cerebral palsy dapat juga bersikap
depresif, seakan-akan melihat sesuatu dengan putus asa atau sebaliknya agresif
dengan bentuk pemarah, ketidak sabaran atau jengkel, yang akhirnya sampai
kejang “. (Mumpuniarti, 2001: 101). Pendapat lain yang dikemukakan oleh
Mohammad Efendi (2006: 126). 16 Kondisi ketunadaksaan pada anak sebagian besar
menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan kognitifnya. Khsusunya anak
cerebral palsy selain mengalami kesulitan dalam belajar dan perkembangan fungsi
kognitifnya, mereka pun seringkali mengalami kesulitan dalam komunikasi,
persepsi, maupun kontrol gerakan, bahkan beberapa penelitian sebagian besar
diketahui terbelakang mental (tunagrahita).
G. Alat Bantu/ Mobilitas
Untuk mengurangi dampak bertambah buruknya kondisi anak Cerebral Palsy serta menunjang kemandirian anak
dalam melakukan aktivitasnya sehari-harinya, ada alat bantu mobilitas yang bisa
digunakan anak Cerebral Palsy
Beberapa alat bantu mobilitas
yang bisa digunakan anak Cerebral Palsy antara lain :
1)Sendok makan Disini sendok makan
berfungsi untuk melatih kemandirian anak untuk belajar makan sendiri, sekaligus
melatih anak untuk meningkatkan kekuatan otot-otot tangannya.
2)Cornet seat Corner
seat berfungsi
memposisikan anak Cerebral Palsy dalam mendapatkan posisi yang benar serta
membantu anak untuk belajar dan duduk.
3)Front wheeked walker Alat yang satu ini berfungsi
sebagai alat bantu melatih anak berjalan, melatih keseimbangan dan meningkatkan
keberanian anak.
4)Canadian cruc Canadian cruc merupakan
alat bantu mobilitas yang membantu anak untuk belajar berjalan dan membantu
kestabilan mereka saat berjalan.
5)Kursi roda Seperti
kita ketahui bersama, kursi roda merupakan salah satu alat yang memudahkan anak
Cerebral Palsy untuk bisa bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Alat ini juga melatih anak untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
6)Standing frame Standing frame adalah
alat untuk latihan berdiri dengan posisi yang benar. Alat ini juga berfungsi
untuk melatih otot-otot pada saat berdiri terutama pada otot tungkai bagian
bawah
DAFTAR PUSTAKA
Ayres. A.
J.(1989). Sensory Integration and Practice Test. Los Angeles:
Western Psychological Services.
Anderson. J. M.
(1998).Sensory Motor Issues in Autism. Texas: Therapy Skill Builders.
Kimbal. J.
G. (1999). Sensory Integration Frame of Reference. Philadelphia: Lipincot
Williams&Wilkins. http://doktersehat.com/cerebral-palsy/#ixzz58s2ZaHJL http://www.cerebralpalsy.org/about-cerebral-palsy/definition https://www.cerebralpalsyguide.com/cerebral-palsy/ https://bisamandiri.com/blog/2014/10/alat-bantu-mobilitas-bagi-anak-cerebral-pal sy/