Berdasarkan saat terjadinya
ketunarunguan dapat terjadi pada saat sebelum lahir (prenatal), saat
dilahirkan/kelahiran (natal), dan sesudah dilahirkan (post natal). Banyak juga
para ahli yang mengungkapkan tentang penyebab ketunarunguan dengan sudut
pandang yang berbeda. Berikut ini faktor-faktor penyebab ketunarunguan di
kelompokkan sebagai berikut:
1
Faktor
Dari Dalam Diri Anak
Ada
beberapa hak yang bisa menyebabkan ketunarunguan yang berasal dari dalam diri
anak antara lain :
a. Faktor
keturunan dari salah satu atau kedua orang tua anak tersebut yang mengalami
ketunarunguan. Banyak kondisi genetik yang berbeda yang dapat menyebabkan
ketunarunguan. Transmisi yang disebabkan gen yang dominan resesif dan
berhubungan dengan jenis kelamin.
b. Ibu
yang sedang mengandung menderita penyakit Campak Jerman (Rubella) pada masa
kandungan tiga bulan pertama, akan berpengaruh buruk pada janin. Hardy (1968),
dalam Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996:33),melaporkan 199 anak yang ibunya terkena virus Rubella ketika
mengandung anaknya selama masa tahun 1964 sampai 1965,50% dari anak-anak tersebut mengalami kelainan
pendengaran. Rubella yang diderita ibu saat hamil merupakan faktor penyebab
yang paling umum dikenal sebagai penyebab ketunarunguan.
c. Ibu
yang sedang hamil mengalami keracunan darah (Toxaminia). Hal ini biasa
menyebabkan kerusakan pada plasenta yang mempengaruhi pertumbuhan janin. Jika
hal tersebut menyerang syaraf atau alat-alat pendengaran, maka anak tersebut
akan dilahirkan dalam keadaan tunarungu.
2.
Faktor
Dari Luar Diri Anak
a. Anak
mengalami infeksi pada saat dilahairkan
Contoh dari anak yanh
terkena infeksi adalah anak yang terserang Herves Implex, jika infeksi ini
menyerang alat kelamin ibu, dapat menular pada anak pada saat dilahirkan.
Demikian juga denang penyakit kelamin yang lain dapat ditularkan melalui terusan jika virusnya masih dalam
keadaan aktif. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh ibu kepada anaknya yang
dilahirkan, dapat menimbulkan infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
alat-alat atau syaraf pendengaran sehingga menimbulkan ketunarungan.
b. Meninghitis
atau Radang Selaput Otak
Hasil dari penelitian
dari vermon (1968), Ries (1973), Permanarian Somad ketunarunguan yang
disebabkan meninghitis masing-masing Vermon sebanyak 8,1%, Ries sebanyak 4,9%
dan Trybus sebanyak 7,3%
c. Otitis
Media atau Radang Telinga Bagian Tengah
Otitis media adalah
radang pada telinga bagian tengah, sehingga menimbulkan nanah yang mengumpulkan
dan mengganggu hantaran bunyi. Jika kondisi tersebut sudah kronis dan tidak
segara diobati, dapat mengakibatkan kehiilangan pendengaran yang tergolong
ringan sampai sedang. Otitis media adalah salah satu penyakit yang sering
terjadi masa anak-anak sebelum usia mencapai 6 tahun. Oleh sebab itu anak-anak secara
berkala harus mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang teliti sebelum memasuki
sekolah, karena dimungkinkan menderita otitis media yang dapat menyebabkan
ketunarunguan. Ketunarungan yang disebabkan otitis media adalah tunarungu tipe
konduktif. Otitis media biasanya terjadi karena penyakit pernapasan yang berat
sehingga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran. Otitis media juga dapat
ditimbulkan karena infeksi pernapasan dari pilek dan penyakit campak.
d. Penyakit
lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat-alat pendengaran
bagian tengah dan dalam.
1. Faktor Penyebab Saat Sebelum Kelahiran (Pre Natal)
Ada banyak faktor kondisi pada masa kehamilan yang
membawa pengaruh pada kondisi bayi setelah dilahirkan. Penyebab tuna rungu yang
paling dominan pada masa sebelum kelahiran adalah adanya faktor keturunan yaitu
gen yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Faktor kedua adalah kondisi
keracunan kehamilan yang diakibatkan karena ibu terlalu banyak mengkonsumsi
obat-obatan pada masa kehamilan. Dan yang ketiga adalah adanya penyakit yang
menyerang ibu pada 3 bulan pertama saat kehamilan yang merupakan masa
pembentukan organ telinga. Penyakit paling dominan yang menjadi penyebab tuna rungu adalah yang disebabkan oleh virus morbili dan rubella.
2. Faktor penyebab selama proses kelahiran (Natal)
Faktor yang paling berpengaruh pada kondisi tuna rungu
selama proses kelahiran adalah kondisi premature. Prematuritas merupakan
kondisi yang rawan karena banyak dari organ pada janin belum berkembang dengan
sempurna termasuk pada organ pendengaran. Kondisi kedua yang mempengaruhi
proses kelahiran adalah penggunaan vacuum/penyedot untuk membantu persalinan
yang sulit. Penggunaan alat dengan mekanisme japitan yang kuat beresiko
mengakibatkan kerusakan pada alat pendengaran.
3. Faktor penyebab setelah kelahiran (Post natal)
Ada beberapa kondisi setelah kelahiran yang dapat
menjadi penyebab kondisi tuna rungu. Yang pertama adalah penyakit meningitis
yang merupakan penyakit radang pada selaput otak. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri yang menyerang telinga bagian dalam. Yang kedua adalah terjadinya
infeksi pada saluran pernafasan yang mengakibatkan tidak berfungsi normalnya
media penghantar suara.
Ketiga hal tersebut adalah penyebab tuna rungu secara
umum. Semoga dengan mengetahui hal-hal tersebut dapat menghindarkan banyak
orang dari resiko kondisi tuna rungu.
Daftar pustaka
khoiruzulfa-k5113049-plbuns13.blogspot.co.id/2013/11/faktor-faktor-penyebab-ketunaarunguan.html